Kumpulan Opini Kelompok Kami


Hilangnya Fitur GIF di Instagram dan Snapchat
Oleh : Rizkia Rachmadhani

Sosial media sekarang ini begitu berkembang di kalangan masyarakat di Indonesia , mulai dari anak kecil hingga orang tua sekarang sudah memakai social media . Sosial media di Indonesia sudah hadir dan booming di tahun belakang ini , social media tersebut diantaranya Facebook , Twitter , Path , Friendster , dan yang paling terkenal tahun belakang ini adalah social media Instagram dan Snapchat .
Instagram sendiri adalah salah satu aplikasi social media yang banyak di gunakan . Karena Instagram adalah salah satu aplikasi berbagi foto , video pada public , serta dapat langsung mengambil foto atau video yang langsung ditambahkan filter – filter yang telah tersedia di Instagram itu sendiri . Seiring berjalan nya waktu , dan teknologi semakin berkembang . Instagram kini tak hanya mengunggah foto dan video saja , namun ia menambahkan fitur Instastory.
Fitur Instastory pada Instagram ini adalah fitur yang menampilkan cuplikan video yang berdurasi 15detik atau foto yang hanya ada dalam kurun waktu 24jam dan hanya dapat dilihat oleh teman – teman Instagram nya atau sebutan nya di aplikasi ini adalah followers . Instastory ini begitu disenangi oleh para pengguna Instagram , karena dengan adanya fitur ini para pengguna tidak harus mengunggah setiap saat yang berakhir spam . Pengguna hanya dapat menunggah secuplik kegiatan mereka sehari – hari yang ingin mereka bagikan melalui instastory ini , jadi tidak terlalu spamming dengan adanya fitur instsory ini .
Tak hanya Instagram saja yang booming dalam dunia social media , generasi millennial ini juga menggunakan salah satu aplikasi social media yaitu Snapchat . Apa aplikasi snapchat ini ? Aplikasi ini adalah aplikasi pesan foto atau video , jadi pengirim dan penerima dapat mengirimkan pesan melalui foto atau video yang berdurasi 10 samapai 15 detik . Dan batas waktu yang diberikan dari pihak Snapchat untuk melihat foto atau video yang telah dibagikan hanya 24jam , setelah nya video atau foto yang dibagikan sudah tidak terlihat oleh public .
Namun , seiring perkembangan zaman Snapchat mulai mengupgrade fitur – fitur nya dengan menambahkan efek – efek wajah yang lucu dan imut , sehingga pengguna tertarik untuk mendownload aplikasi Snapchat ini  karena penasaran akan efek – efek yang diberikan oleh Snapchat ini .
Tidak hanya sampai disitu perkembangan nya , sekarang mulai muncul penyematan gambar bergerak atau GIF . GIF ini berfungsi sebagai pelengkap hiasan dalam foto atau video yang telah dibuat oleh pengguna , GIF ini terdapat beragam bentuk dan jenis nya . Mulai dari GIF tentang suatu benda , binatang , atau hal-hal lucu dan unik lain nya yang disediakan oleh Giphy ( Pembuat gambar bergerak / GIF ) .
Di Instagram dan Snapchat sudah ditambahkan fitur GIF ini , fitur ini membuat para pengguna menjadi senang karena dapat berkekspresi sesuai keinginan pengguna yang dapat dituangkan melalui foto atau video yang akan dibagikan pada public . Namun , stelah GIF ini keluar ada beberapa orang yang kontra dengan gambar -gambar yang tersedia dalam GIF ini karena salah satu dari GIF ini melanggar unsur rasis .
Unsur rasis tersebut adalh berupa GIF “N-Word” . “N-Word” adalah salah satu kata yang artinya merendahkan / menyepelehkan kaum yang berkulit hitam , jadi dengan adanya GIF yang menggambarkan “N-Word” ini akan menuai banyak reaksi dari masyarakat .
Dari pihak Instagram dan Snapchat sudah meminta Giphy untuk menghapuskan gambar – gambar GIF yang mengandung unsur rasis ini karena agara tidak timbulnya perpecahan karena adanya unsur kerasis-an ini . Dan kedepan nya agar bisa lebih bijak dalam menggunakan atau memanfaatkan kemajuan teknologi apalagi dalam lingkup social media .


Bayu, Sukses Bikin Yowis Ben Booming!
Oleh : Yasinta Fatmawati A

Bayu Skak, komedian asal Malang, Jawa Timur ini merilis film layar lebar pertamanya berjudul Yowis Ben pada tanggal 22 Februari 2018 lalu. Bayu Skak yang sebelumnya hanya membuat karya-karya di Youtube Channel-nya, tahun ini berhasil membuat peningkatan yang sangat membanggakan tentunya bagi Bayu Skak. Banyak episode di Youtube Channel Bayu yang memang sangat lucu dan membuat para viewers ingin mengetahui lebih banyak dari Bayu Skak.
Film Yowis Ben ini membahas kehidupan klasik siswa SMA di Malang, dari kehidupan pribadi, persahabatan, dan tidak ketinggalan kisah percintaan pastinya. Bayu, anak seorang penjual pecel yang ingin menjadi pacar Cut Meyriska yang berperan sebagai Susan, si cewek cantik di SMA mereka. Namun Bayu selalu ditolak oleh Susan. Sehingga Bayu ingin menjadi populer agar Susan bisa terpikat dengannya. Mulai dari situlah Bayu membuka recruitment untuk band. Personil band Bayu yaitu Doni (Joshua Suherman), Yayan (Tutus Thomson), dan Nando (Brandon Salim) yang menamai band mereka Yowis Ben, ngga pakai ‘d’ katanya.
Sebelum film ini dirilis, banyak sekali warganet yang memberikan persepsi mengenai film Yowis Ben ini. Bisa dibilang banyak pro dan kontranya. Kalau menurut saya sendiri, film Yowis Ben ini memang sangat positif dan dapat mengangkat budaya salah satu daerah di Indonesia. Dengan bahasa Jawa ini, segmentasi khusus film ini yang pasti adalah dari daerah Jawa. Namun dengan adanya Subtitle Bahasa Indonesia, film Yowis Ben ini juga menginginkan seluruh masyarakat Indonesia dapat menikmati film ini meskipun banyak yang kurang mengerti betul dengan bahasa lokal tersebut.
Film Yowis Ben ini juga dapat mengangkat nilai dari kota Malang, setting film ini. Karena pada beberapa part film ini, Bayu dan teman-temannya sering menyebutkan kelebihan dan nama-nama tempat yang ada di Malang. Dengan adanya hal tersebut, para penonton film ini bisa saja ingin mengunjungi tempat tersebut karena ingin mengetahui seperti apa sih tempat yang disebut-sebut dalam film yang mereka tunggu-tunggu itu.
Selain itu, film Yowis Ben ini juga menarik untuk ditonton karena sosok Bayu Skak, si pemeran utamanya, sudah sangat terkenal di Youtube. Dan para viewers dan subscriber dari Bayu Skak akan memberikan ekspektasi yang tinggi pada film ini. Sehingga dapat membuat followers Bayu Skak kepo gimana sih film ini. Selain Bayu Skak, pemain lainnya juga sangat membantu akan suksesnya film ini, Joshua Suherman contohnya. Joshua juga memiliki followers yang relatif banyak dari usia remaja sampai dewasa. Dan kebanyakan followers Joshua adalah orang-orang yang berasal dari Jawa Timur, yang pastinya sangat penasaran dengan adanya film yang bergenre seperti ini.
Jika Bayu Skak dan Joshua Suherman memiliki daya tarik untuk dapat menarik penonton, Brandon Salim juga memiliki daya tarik tersendiri. Yaitu dengan keingin tahuan dari khalayak kepada Brandon untuk memerankan film yang berbahasa Jawa. Si Brandon juga dapat menarik minat khalayak di Jakarta dan seluruh Indonesia, karena Brandon memang selebriti yang sudah cukup terkenal di Indonesia.
Dalam segi peran, Bayu dan kawan-kawan sudah melakukan perannya masing-masing dengan baik dan cukup natural, terutama Bayu dan Joshua (Doni), karena memang mereka berdua asli dari Jawa Timur. Sedikit berbeda bagi Brandon (Nando). Aksen Jawanya terasa masih kurang matang, namun si Sutradara sudah cukup baik dalam mengantisipasi hal tersebut dengan memberikan cerita bahwa Nando awalnya tinggal di Jakarta dan baru pindah ke Malang. Mereka sudah bisa membawakan peran sebagai anak Jawa cukup dengan porsinya dan tidak berlebihan.
Yang paling membuat khalayak ingin menonton film ini adalah ingin mengetahui bagaimana tingkat kelucuan yang akan disajikan pada film ini. Banyak pertanyaan yang muncul dari teman-teman saya, “bagus gak sih?”, “rekomen gak filmnya? Takut ga sesuai ekspektasi”, dan pertanyaan lain sejenis itu. Dan menurut saya pribadi, film ini sangat bisa untuk meningkatkan mood kalian, hehe. Maksudnya paket lengkap dari penyajian film Yowis Ben ini sangat bagus dan cocok untuk kalangan remaja saat ini, terutama di daerah Jawa Timur dan sekitarnya. Namun film ini juga bisa dinikmati oleh semua masyarakat dari Sabang sampai Marauke karena meskipun menggunakan bahasa Jawa, tetap terdapat Subtitle Bahasa Indonesia yang lengkap dari awal hingga akhir film. Tingkat kelucuan dari Yowis Ben ini sangat bagus dan sangat bisa membuat para penontonnya tertawa dari menit ke menit, serta si pentonton pun tidak merasa bosan dengan film yang berdurasi 99 menit ini.
Semoga seniman dari kota-kota lain di Indonesia juga lebih banyak yang mengeluarkan film yang mengangkat salah satu adat di daerahnya masing-masing karena bisa melestarikan budaya secara langsung dan dapat memberikan pemahaman budaya tersebut kepada seluruh masyarakat di Indonesia seperti film Yowis Ben ini. 


Gaya Kampanye Pilkada 2018
Oleh : Adha Kautsar Fathwa Auliantiy

            Pada 27 Juni 2018 akan kembali digelar Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak di 171 daerah di Indonesia. Pilkada Tahun 2018 merupakan Pilkada gelombang ketiga yang diselenggarakan secara serentak. Gelaran acara lima tahunan ini saat ini sudah memasuki masa kampanye yang sudah dimulai dari tanggal 15 Februari 2018 hingga 23 Juni 2018 mendatang, yang artinya akan berlangsung sekitar selama 127 hari. Hiruk pikuk kampanye pun semakin terasa. Berbagai bentuk kampanye mulai dilakukan demi meraih dukungan masyarakat. ada beberapa gaya kampanye yang digunakan para pasangan calon dalam meraih dukungan masyarakat.
Banner dan Tagline
Banner dan tagline sudah menjadi ciri khas model kampanye sejak lama. Saat musim kampanye tiba, itulah saatnya para pasangan calon mulai mengisi penjuru kota dengan banner. Banner ini biasanya digunakan untuk mengenalkan kandidat para pasangan calon kepada masyarakat. Tak ketinggalan, tagline andalan setiap pasangan calon juga ikut meramaikan kemeriahan kampanye. Tagline andalan mereka menjadi ciri khas sendiri bagi masing masing pasangan calon. Banner dan tagline ini membantu pasangan calon untuk lebih dikenal oleh masyarakat.
Artis dan kampanye 
Trend yang sedang terjadi di kampanye tahun ini adalah dengan menggaet artis untuk ikut menyanyikan jingle kampanye dan berpartisipasi dalam kampanye pilkada 2018. Beberapa artis yang ikut terjun di kampanye antara lain adalah Via Vallen dan Nella Kharisma yang diusung tim kemenangan Gus Ipul-Puti, artis serba bisa Raffi Ahmad juga mengaku akan menjadi tim kampanye pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruhzanul Ulum, dan Anang dan Ashanty yang diusung pasangan calon Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak. Melalui dukungan artis artis ini diharapkan dapat menambah popoularitas dan eksistensi para calon pasangan sehingga dapat meraih banyak dukungan masyarakat.
Memberikan janji janji
Gaya kampanye ini tak pernah ketinggalan di setiap era kampanye. Setiap pasangan calon selalu memberikan janji janji yang akan ia lakukan ketika terpilih menjadi pemimpin nanti. Mulai dari janji janji di sektor perekonomian, pendidikan, kesehatan, hingga janji janji untuk kehidupan masyarakat lebih sejahtera lagi.  Seperti yang dilakukan pasangan calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 2, Saifullah Yusuf dan Puti yang memiliki delapan program utama dengan nama nama yang menarik seperti ‘Dik Dilan’ pendidikan digratiskan berkelanjutan, ‘Seribu Dewi’ seribu desa wisata, serta ‘Mas Metal’ masyarakat melek digital. Janji janji serta program yang akan dilaksanakan nantinya inilah yang sampai saat ini menjadi sorotan utama bagi para pemilih untuk menyumbangkan suaranya kepada siapa. Dengan program yang visioner, baik dan nama menarik inilah yang mudah diingat oleh masyarakat.
Blusukan.
Dan yang terakhir adalah gaya kampanye blusukan. Gaya kampanye ini mulai trend ketika masa kampanye pemilihan presiden. Saat itu Jokowi melakukan gaya kampanye blusukan ini untuk dapat menjangkau suara masyarakat bawah. Melalui blusukan ini para pasangan calon dapat mendengarkan keluhan dan pendapat masyarakat bawah. Banyak cara yang dilakukan pasangan calon saat mengadakan blusukan ini. Mulai dari berkunjung ke pasar pasar tradisional untuk memantau perekonomian, pergi ke perkampungan nelayan untuk berdialog bersama mengenai kehidupan nelayan, hingga datang ke perkampungan untuk mendengarkan langsung keluh kesah masyarakat pinggiran.
            Memang sah sah saja melakukan berbagai gaya dan model kampanye untuk memenangkan pesta demokrasi ini. Namun yang harus ditekankan adalah dengan model kampanye apapun tetap menjalankan kampanye sesuai dengan peraturan yang ada dan menciptakan pesta demokrasi yang sehat.
            Pesta demokrasi harus menjadi ajang penyatuan visi misi antara pemimpin dengan masyarakat. Momentum ini adalah hal yang sangat penting untuk memilih dan menentukan siapa nahkoda terbaik dan akan dibawa kemana arah serta tujuan kapal ini akan berlabuh. Tentunya kesejahteraan semua golongan masyarakat lah, tujuannya.
Pemilih yang mendengarkan hati nurani dan akal sehatnya, tentu akan memilih calon pemimpin yang amanah, memiliki kualitas pribadi dan kemampuan yang benar teruji serta layak menjadi seorang pemimpin. Hal ini sangat penting, karena jangan sampai memilih pemimpin hanya karena termakan kampanye dan janji janji manis mereka saja. Maka mari kita tunjukkan bersama pada 27 Juni 2018 mendatang, bahwa rakyat Indonesia sudah siap membangun demokrasi sehat dengan pemimpin-pemimpin yang sehat pula.



Catcalling Itu Bukan Pujian
 Oleh : Athaya Salsabila H

            Pelecehan seksual marak terjadi akhir-akhir ini terutama pada perempuan. Tempat umum pun bukan halangan untuk melakukan hal tidak terpuji tersebut. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa pelecehan dapat terjadi di mana pun. Di jalan raya, di sekolah, di kampus, di tempat kerja, di rumah sakit, dan lain-lain.
            Bentuk pelecehan seksual yang terjadi pun bermacam-macam. Termasuk salah satunya adalah catcalling. Catcalling bukan lagi hal yang tabu di era modern ini. Menurut Oxford Dictionary, catcalling adalah siulan, panggilan, dan komentar yang bersifat seksual dan tidak diinginkan oleh pria terhadap wanita yang lewat. Catcalling juga sering di sebut sebagai street harassment. Dan sayangnya, catcalling masih sering dianggap hal yang lumrah oleh sebagian orang.
Kehadiran catcalling bisa bermacam-macam. Di negara-negara barat misalnya, catcalling ini bisa berupa pujian tentang fisik seseorang, sampai mengajak berhubungan yang tidak semestinya. Di Indonesia, bentuk catcalling kebanyakan berupa siulan dan juga godaan, dan hal ini lebih sering dialami kaum perempuan yang dianggap “memancing” dan tidak punya daya untuk melawan. Ada pula catcalling yang ditujukan kepada orang yang berhijab, dengan panggilan “Assalamu’alaikum” misalnya.
Perkembangan catcalling pun sangat pesat, sehingga negara Perancis berencana untuk membuat sebuah undang-undang mengenai catcalling. Pada 1 Januari 2018, Belanda juga akan memberlakukan undang-undang yang menyatakan bahwa pelaku catcalling adalah perbuatan kriminal. Sedangkan di Indonesia, belum ada sanksi tegas terhadap pelaku catcalling. Padahal, apabila terdapat landasan hukum yang kuat terhadap catcalling, akan meminimalisir terjadinya kasus pelecehan seksual.
Sayangnya, masih banyak perempuan yang menganggap catcalling merupakan sebuah pujian terhadap dirinya. Walaupun pada faktanya, keduanya merupakan hal yang berbeda. Dan  justru, kata-kata yang dilontarkan pelaku merupakan kata-kata yang lebih ke arah intimidasi dan terkadang memiliki maksud dan tujuan tertentu di balik kata-kata tersebut. Tak jarang pula, korban malah tersipu malu dan merespons terhadap pelaku catcalling. Padahal, bisa jadi sebuah siulan malah berujung menjadi ancaman. Kegiatan pelecehan seksual bersifat verbal ini seringkali merujuk kepada rasa tidak hormat yang mengganggu keamanan dan kenyamanan perempuan yang menjadi korban. Sebab, seringkali pelaku melakukannya dengan santai seolah-olah tidak ada yang salah atas perbuatannya.
            Pelaku catcalling juga kerap melakukan pembelaan terhadap dirinya dengan menyalahkan korban. Mereka seringkali merasa korban “memancing” untuk melakukan hal tidak terpuji tersebut. Pakaian korban pun selalu menjadi kambing hitamnya. Padahal, tak sedikit pula, perempuan yang sudah menutup auratnya dari ujung kaki hingga ujung kepala tetap menjadi korban kejahatan catcalling. Lantas, siapakah yang bersalah ?
            Catcalling yang masih dianggap sepele oleh sebagian lapisan masyarakat ini justru akan semakin berbahaya apabila dibiarkan. Tidak ada lagi ruang aman untuk perempuan. Bagaimana pun mereka berpakaian, akan terus menjadi korban. Sejatinya, tubuh perempuan bukanlah objek untuk menyalurkan hasrat laki-laki. Apalagi, dengan melakukannya di tempat umum.
            Oleh karena itu, sebagai perempuan, yang seringkali menjadi korban dari catcalling, kita harus bisa mengetahui bagaimana cara mencegah dan memberantas catcalling. Perempuan seringkali dianggap lemah oleh laki-laki, sehingga kita harus berusaha untuk menunjukkan sikap berani dan tegas dihadapan pelaku catcalling. Jangan biarkan pelecehan verbal ini semakin merajalela.
            Dan untuk pelaku catcalling, hendaknya sadar untuk saling menghormati satu sama lain dan cukup memberikan pemahaman bahwa setiap manusia berhak mendapatkan rasa aman dan nyaman siapapun dan dimanapun mereka. Kenali dan hentikan catcalling, buat dunia sebagai tempat yang nyaman untuk siapapun.
            Jadi, tetap waspada ketika berada dimana pun dan kapan pun. Catcalling tidak memandang siapa dirimu, bagaimana kamu berpenampilan. Dunia semakin kejam, begitu pun orang-orang di dalamnya, namun, kamu adalah langkah untuk mengubah dunia menjadi indah lagi.



WOMEN’S MARCH 2018: CARA WANITA AGAR DIMENGERTI

 Oleh: Siti Aisyah Rahmatillah

Berangkat dari kekecewaan kaum wanita terhadap berbagai pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang dinilai seksis dan diskriminatif terhadap perempuan dan kelompok minoritas lain, muncullah aksi Women’s March. Aksi yang dimulai sejak tahun 2017 lalu ini, cukup menyita perhatian setiap tahunnya. Jumlah partisipannya yang banyak dan berasal dari berbagai kalangan menjadi salah satu alasannya. Kegiatan ini selalu memiliki beberapa tuntutan dan aspirasi besar yang menjadi fokus kegiatan. Tahun ini, ada 8 tuntutan utama yang antara lain berkutat tentang menghapus kebijakan yang diskriminatif, pengesahan berbagai hukum dan kebijakan, menjamin dan menyediakan akses pemulihan bagi korban kekerasan, serta menghentikan intervensi negara tehadap tubuh. Selain itu, juga ada beberapa tuntutan lain, seperti menghapus stigma, diskriminasi, serta praktik dan budaya kekerasan berbasis gender.
Meski telah dikerucutkan menjadi delapan, ternyata masih cukup banyak hal-hal berkaitan dengan perempuan di Indonesia yang masih belum sesuai dengan keinginan mayoritas wanita di Indonesia dan perlu disuarakan ke pihak-pihak terkait. Isu mengenai perkawinan anak, upaya kriminalisasi isu kesusilaan yang diajukan dalam RKUHP, RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dan Perlindungan Pekerja Rumah Tangga yang tak kunjung disahkan, dan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 03 Tahun 2017 tentang Pedoman Mengadili Perkara Perempuan yang berhadapan dengan hukum yang hingga saat ini belum benar-benar dijalankan adalah isu yang dirasa paling urgen untuk diangkat. Isu tentang perempuan di berbagai sektor yang kompleks ini, menjadi salah satu alasan terbesar, mengapa aksi Women’s March selalu ramai, baik itu dalam pelaksanaan aksinya atau hanya sekadar tanggapan dari berbagai pihak yang pro dan kontra di media sosial.
Selain permasalahan-permasalahan di atas, sebenarnya masih banyak permasalahan lain yang juga ingin diangkat peserta Women’s March. Hal in terlihat dari beragamnya isi poster tuntutan yang mereka bawa. Belum adanya kesetaraan gender yang menjadi akar dari banyak permasalahan termasuk catcalling masih menjadi dasar tuntutan yang tidak tertulis. Banyak perempuan yang mengikuti aksi Women’s March karena ingn menyuarakan hal ini.  Mereka berpikir, aksi ini adalah momentum tepat untuk memahamkan khalayak, tidak hanya kaum laki-laki, bagaimana sebenarnya mereka, melihat dunia dari sudut pandang mereka sebagai wanita Indonesia. Women’s March adalah jawaban bagi pertanyaan, cara apa yang bisa wanita gunakan untuk memahamkan khalayak tentang apa yang mereka mau, tidak hanya berkutat pada tuntutan-tuntutan besar.
Melihat fenomena ini, seharusnya pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk “memahami” tuntutan kaum wanita ini, mengingat jumlah kaum wanita di Indonesia yang mencapai 49% dari total 254,9 juta jiwa penduduk Indonesia per data Susenas 2014&2015. Itu merupakan jumlah kekuatan yang cukup besar untuk membuat satu perubahan di Indonesia jika tuntutannya tidak ditindaklanjuti oleh pemerintah. Jumlah yang mengikuti Women’s March diadakan di 12 kota di Indonesia kemarin saja sudah mencapai ribuan orang meski tidak semuanya kaum wanita.
Namun bagaimanapun juga, meskipun jika basis perempuan di Indonesia tidak sebesar itu, pemerintah seharusnya memang menindaklanjuti tuntutan-tuntutan yang disampaikan saat Women’s March ini, karena tuntutan tersebut telah melalui banyak pertimbangan dari koordinator Women’s March melalui analisis dari realitas terkini dan dilakukan untuk menciptakan keseimbangan antar gender di Indonesia agar dapat membentuk masyarakat yang seimbang. Pun, pada dasarnya, wanita melakukan ini hanya untuk dimengerti bukan untuk menghakimi.


FILM YOWIS BEN
Oleh: Laily Mahda P

            Menonton sebuah film menjadi salah satu pilihan yang selalu diminati oleh masyarakat terutama remaja saat ini. Produksi film sedang gencar gencarnya memutar film yang berasal dari novel dan film film yang bergenre horor dan romantis. Sutradara dapat melihat segmentasi pasa masyarakat terutama remaja senang menonton film yang bergenre horror dan romantis, terkadang juga film yang diangkat dari novel. Awal kemunculan film yang diangkat dari novel bermula dari Dilan, teman tapi menikah, laskar pelangi, dan masih banyak lainya.
            Namun, kali ini ada yang berbeda. Salah satu youtuber asal jawa timur khususnya Surabaya yang dikenal dengan sapaan Bayu Skak, telah membuat film yang berbeda dari yang  lainya. Tidak menyuguhkan film yang bergenre horror atau film yang diangkat dari novel, tapi film ini bergenrekan komedi. Yang didalamnya juga menyuguhkan kisah cinta sebagai bumbu pelengkap di film tersebut. Namun yang unik di dalam film ini yaitu film ini menggunakan bahasa jawa di hampir 80% di filmnya yang dijelaskan sendiri olah Bayu Skak.
            Film Yowis Ben ini digarap sendiri oleh Bayu Skak untuk memulai debutnya sebagai sutradara dan didampingi oleh Fajar Nugros. Bayu Skak sendiri bertindak sebagai penulis skenario sekaligus pemain utama. Didalam salah satu wawancaranya Bayu Skak mengaku dirinya ingin membuat sesuatu yang berbeda sebagai karya perdanya.
Tak hanya artis yang berasal dari jakarta saja yang bermain di film Yowis Ben seperti Cut Meriska, Brandon Salim, Arif Didu, Joshua Suherman, Tutus Thomson  Dalam Film perdana garapan Bayu Skak ini, dibintangi oleh pelawak legenda jawa timur Cak Kartolo dan Cak Sapari. Bahkan aktor dan aktris yang tidak begitu lancar berbahasa jawa seperti Brandon Salim dan Arif Didu dituntut untuk belajar berbicara bahasa jawa kata Bayu Skak.
            Banyak masyarakat terutama masyarakat di luar pulau jawa yang merasa film ini tidak adil karena penggunaan bahasa jawa di hampir seluruh film. Karena banyak dari mereka yang tidak memahami bahasa jawa, meskipun terdapat subtitle untuk membantu masyarakat yang tidak mengerti arti kata yang diucapkan di film tersebut. Khususnya bagi para penonton yang berasal dari pulau jawa. Meskipun dengan adanya subtitle , masih banyak yang memprotes film ini karena menggunakan bahasa jawa sebagai dialog di hampir seluruh film.
            Namun, dalam pembuatan film pasti ada pro dan kontra yang mengitarinya seperti halnya komentar komentar para warganet. Hal ini juga terjadi pada film yang dibintangi oleh youtuber  asal malang ini. Filmnya yang menggunakan bahasa jawa di hampir seluruh filmnya ini mendapat respon positif dan negatif dari warganet. Tak sedikit yang mencibir dan menghujat karya garapan Bayu Skak ini. Bahkan Bayu Skak sampai membuat unggahan pada saluran youtubenya untuk merespon hujatan para warganet.
            Tapi meskipun banyak warganet yang mencibir dan menghujat film garapan Bayu Skak ini. Dapat terbukti bahwa film ini lampaui Angka 500 ribu penonton, lebih tepatnya sebanyak 563.413 penonton berdasarkan data yang dirilis oleh filmindonesia.or.id. “Jadi kalau film pertama ini pembuktian. Cerita film pembuktian, film ini juga pembuktian, kalau misalkan sukses, ini akan bisa mambuat sesuatu yang baru kedepanya,” kata Bayu Skak. Kata kata tersebut dilontarkan sebagai pembuktian bahwa filmnya bisa dikatakan sukses karena ditonton 500 ribu lebih penonton.

Komentar

Postingan Populer